IHSG Meroket! 7,94% dalam 4 Hari, Apa Rahasianya?

IHSG Meroket!  7,94% dalam 4 Hari, Apa Rahasianya?

Haluannews Ekonomi – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencatatkan kinerja impresif pada perdagangan Selasa (15/4/2025). Setelah dibuka dengan penguatan 75,82 poin ke level 6.444,34, IHSG bahkan sempat menyentuh level tertinggi intraday dengan kenaikan 2%, nyaris menembus angka psikologis 6.500. Meskipun mengalami koreksi di akhir perdagangan, IHSG tetap ditutup menguat 1,15% atau 73,16 poin, menetap di angka 6.441,68.

COLLABMEDIANET

Reli positif ini menandai empat hari perdagangan berturut-turut IHSG berada di zona hijau, sejak terakhir kali ditutup merah pada Rabu (9/4/2025). Secara kumulatif, penguatan IHSG selama periode tersebut mencapai angka yang signifikan, yakni 7,94%. Aktivitas perdagangan juga terbilang ramai, dengan nilai transaksi mencapai Rp 13,66 triliun yang melibatkan 24,03 miliar saham dalam 1,19 juta kali transaksi.

IHSG Meroket!  7,94% dalam 4 Hari, Apa Rahasianya?
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Dari sisi sektoral, hampir seluruh sektor mengalami penguatan, kecuali sektor kesehatan, teknologi, dan konsumer primer yang menunjukan sedikit koreksi. Sektor energi menjadi bintangnya, dengan kenaikan tertinggi mencapai 7,18%. Bayan Resources (BYAN), emiten batu bara milik konglomerat Low Tuck Kwong, menjadi penggerak utama IHSG hari ini, berkontribusi sebesar 51,7 indeks poin. Setelah anjlok ke ARB pada perdagangan sebelumnya, saham BYAN hari ini melesat 17,47% ke Rp 20.000 per saham, hampir menyentuh ARA. Emiten blue chip seperti BBCA, BREN, TPIA, dan TLKM juga turut menjadi penopang utama IHSG.

Sentimen global masih menjadi faktor utama yang mempengaruhi pergerakan IHSG. Penundaan kenaikan tarif barang elektronik oleh Presiden AS Donald Trump terhadap China memberikan sentimen positif bagi pasar Asia, termasuk Indonesia. Meskipun penundaan ini bersifat sementara dan menimbulkan ketidakpastian, hal ini tetap memberikan ruang napas bagi pasar. Negosiasi perdagangan antara AS dengan beberapa negara di Asia, termasuk Jepang, juga menjadi sorotan.

Di sisi domestik, peningkatan cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2025 menjadi US$ 157,1 miliar (meningkat US$ 2,6 miliar dari bulan sebelumnya) turut memberikan dukungan. Kenaikan ini didorong oleh penerimaan pajak dan jasa, serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah. Bank Indonesia (BI) menilai peningkatan cadangan devisa ini akan memperkuat ketahanan eksternal dan menjaga stabilitas makroekonomi.

Editor: Rohman

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar