Haluannews Ekonomi – IHSG kembali ditutup di zona merah untuk hari ketiga berturut-turut, mencatatkan penurunan tipis 0,05% dan parkir di level 6.878,05 pada perdagangan Kamis (3/7/2025). Pasar terlihat lesu dengan nilai transaksi yang hanya mencapai Rp 8,00 triliun, melibatkan 18,50 miliar saham dan frekuensi perdagangan sebanyak 1,03 juta kali. Dari total saham yang diperdagangkan, 324 saham mengalami penguatan, 239 saham melemah, dan 230 saham stagnan. Pelemahan IHSG ini terjadi menjelang penutupan perdagangan, didorong oleh koreksi sejumlah saham blue chip seperti Telkom Indonesia (TLKM), Bank Central Asia (BBCA), Barito Renewables Energy (BREN), Chandra Asri Pacific (TPIA), dan Bank Mandiri (BMRI). Menariknya, di tengah pelemahan IHSG, beberapa sektor justru menunjukkan kinerja positif, terutama sektor kesehatan, properti, dan konsumer primer.

Related Post
Meskipun demikian, aksi jual bersih oleh investor asing masih tercatat, meskipun nilainya relatif kecil, yakni Rp 31,55 miliar di seluruh pasar. Rinciannya, Rp 6,91 miliar di pasar reguler dan Rp 24,64 miliar di pasar negosiasi dan tunai. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai strategi investasi asing di tengah fluktuasi IHSG. Berdasarkan data dari Stockbit, setidaknya terdapat 10 saham yang mengalami net foreign sell terbesar pada perdagangan Kamis tersebut, meskipun jumlahnya relatif kecil. Data ini mengindikasikan adanya selektivitas dalam aksi jual asing, bukan aksi jual besar-besaran seperti yang dikhawatirkan sebelumnya. Perlu dicermati lebih lanjut perkembangan pasar untuk melihat apakah tren ini akan berlanjut atau justru berbalik arah. Arah IHSG ke depan akan sangat bergantung pada sentimen pasar domestik dan global, serta perkembangan kebijakan ekonomi pemerintah.

Editor: Rohman
Tinggalkan komentar