Haluannews Ekonomi – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencatatkan kinerja impresif, mendekati level psikologis 7.000. Pada penutupan perdagangan Senin (14/5/2025), IHSG melesat 2,15% atau 147 poin, parkir di level 6.979,88. Euforia perdagangan ditandai dengan nilai transaksi yang mencapai Rp 17,71 triliun, melibatkan 29,90 miliar saham dalam 1,49 juta kali transaksi. Fenomena ini menunjukkan tingginya aktivitas perdagangan di pasar modal domestik.

Related Post
Penguatan IHSG didorong hampir seluruh sektor, kecuali sektor kesehatan yang mengalami koreksi tipis. Sektor finansial memimpin pergerakan positif dengan kenaikan lebih dari 3,5%, disusul sektor utilitas (2,92%), bahan baku (2,39%), properti (2,27%), dan energi (1,61%). Peran sektor perbankan sebagai lokomotif pertumbuhan IHSG sangat kentara.

BBRI memimpin kenaikan dengan lonjakan 6,51% ke level 4.090, berkontribusi sebesar 38,22 poin terhadap indeks. BMRI juga menunjukkan performa cemerlang, naik 5,87% ke level 5.050 dan memberikan kontribusi 24,65 poin. Kenaikan signifikan juga terlihat pada saham BBNI (6,59%), BBTN (6,09%), dan BRIS (3,96%). Tidak hanya bank BUMN, bank swasta pun ikut meramaikan pesta kenaikan harga saham, dengan BNGA (5,26%), BBCA (3,06%), BBKP (5,97%), dan BTPS (3,59%) menorehkan peningkatan yang signifikan.
Sentimen positif yang membayangi pasar keuangan domestik didorong oleh beberapa faktor eksternal. Pertama, meredanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China setelah kedua negara sepakat memangkas tarif impor secara signifikan. AS memangkas tarif impor dari 145% menjadi 30%, sementara China menurunkan tarif dari 125% menjadi 10% selama 90 hari ke depan. Kesepakatan ini memicu euforia di pasar saham AS, dengan Dow Jones Industrial Average (DJI) yang melonjak 1200 poin.
Kedua, inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan (2,3% yoy pada April) memberikan harapan bagi penurunan suku bunga acuan The Fed. Kabar baik ini turut menopang sentimen positif di pasar global. Sementara itu, dari dalam negeri, rencana BEI untuk membuka kode broker, kode domisili, dan transaksi asing di akhir sesi I, serta aturan baru terkait liquidity provider, diharapkan dapat meningkatkan likuiditas dan transparansi pasar modal Indonesia.
Secara keseluruhan, kinerja IHSG yang mendekati level 7.000 menunjukkan optimisme pasar terhadap prospek ekonomi domestik dan global. Namun, investor tetap perlu mencermati perkembangan ekonomi makro baik domestik maupun global untuk mengantisipasi potensi volatilitas.
Editor: Rohman










Tinggalkan komentar