Haluannews Ekonomi – Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, menilai penurunan tajam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belakangan ini sebagai reaksi berlebihan pasar (overreacting). Pernyataan ini disampaikannya dalam Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025). "Gerakan IHSG searah dengan indikator-indikator lain. Saat indikator naik, IHSG naik; saat indikator naik dan IHSG turun, itu artinya pasar bereaksi berlebihan dan IHSG berada di bawah nilai fundamentalnya. Jadi, bagi para investor, ini saat yang tepat untuk membeli saham," tegas Purbaya.

Related Post
Pendapat ini sejalan dengan pandangan Lo Kheng Hong, investor kawakan yang kerap disebut Warren Buffett-nya Indonesia. Kepada Haluannews.id, Selasa (8/3), Lo Kheng Hong menyatakan bahwa penurunan IHSG saat ini merupakan momentum investasi emas. Ia melihat harga saham perusahaan-perusahaan berkinerja baik sedang anjlok tajam. "Hari ini hujan emas di BEI," ujarnya, mengajak investor untuk memanfaatkan situasi ini dengan membeli atau menambah kepemilikan saham. "Buy in bad times," imbuhnya singkat, menekankan pentingnya membeli saat kondisi pasar sedang buruk.

Sebagai informasi, IHSG dibuka dengan penurunan signifikan sebesar 9,19% atau 598,56 poin, hingga menyentuh level Rp5.912,06 setelah libur panjang Lebaran. Penurunan ini dipicu sentimen negatif terkait tarif dagang yang diberlakukan Presiden AS, Donald Trump. Hampir seluruh saham berkapitalisasi besar mengalami penurunan drastis pada pembukaan perdagangan pagi itu. Indeks LQ45 pun tercatat jatuh 11,31% atau 83,05 poin ke level 651,46. Situasi ini memberikan peluang bagi investor yang jeli untuk mengambil posisi.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar