Sungai Penuh – Walikota Sungaipenuh, Ahmadi Zubir, tak kuasa menahan emosi saat menghadapi mahasiswa dari HMI Kerinci dan Sungaipenuh, yang menggelar aksi demo saat paripurna HUT Kota Sungaipenuh, Senin (8/11).
Usai paripurna, Ahmadi Zubir, menemui mahasiswa bersama Gubernur Jambi, Al Haris dan Ketua DPRD Sungaipenuh, Fajran.
Ahmadi dalam menemui mahasiswa tampak tak kuasa menahan emosi, saat mendengar dan menjawab pernyataan sikap mahasiswa. Saat aksi tersebut mahasiswa dengan getol menyorot berbagai persoalan. Mulai dari pengadaan mobil dinas baru Wako-wawako, soal pengelolaan sampah dan upah petugas sampah, soal banjir, dan soal program 100 hari.
“Kami mohon pak Gubernur, tolong tanggapi ini. Harusnya yang dilakukan meningkatkan perekonomian masyarakat, tapi malah beli mobil baru. Begitupun dengan maslah sampah, hanya ada tempat pembuangan sementara, termasuk masalah banjir,” ungkap mahasiswa.
Menanggapi mahasiswa, Wako Sungaipenuh, dengan nada tinggi menyampaikan bahwa dalam Undang-undang, tidak ada namanya program 100 hari. Namun itu dirinya lakukan untuk mengubah pola kerja dan kebiasaan masyarakat, contoh buang sampah sesuai jadwal.
“Apa kalian tahu dalam Undang-undang tidak ada yang namanya program 100 hari, coba kalian lihat, ada tidak, siapa yang harus mengevaluasi,” tegas Ahmadi menunjuk mahasiswa.
Kemudian, terkait pengadaan mobil dinas, Ahmadi juga menegaskan bahwa itu adalah hak dirinya sebagai Walikota dan Antos Wawako. Karena sudah diatur dalam undang-undang, dan soal anggaran diserahkan kepada TAPD dan dewan.
“Itu merupakan hak kami. Terkait mobil yang saya gunakan sekarang, itu sudah pernah 2 bulan di bengkel, karena pernah tumburan, kita khawatir kondisi mobil itu,” ungkapnya.
Saat Wako Ahmadi memberi penjelasan, terlihat mahasiswa ingin memotong pembicaraan. Namun, Ahmadi langsung meminta agat mahasiswa diam. “Diam dulu, tadi anda bicara saya diam tadi,” ucap Ahmadi sambil menunjuk tangan kiri ke arah mahasiswa.
Kemudian Ahmadi melanjutkan penjelasan, soal sampah dan banjir. Ahmadi menyampaikan selama ini siapa yang paling sering menyuarakan masalah banjir.
“Anda tahu tidak konsep yang jelas masalah TPA, konsep yang jelas masalah penanganan banjir, tidak semudah membalik telapak tangan, termasuk SPAM regional untuk pengelolaan sampah,” terang Ahmadi.
Sementara itu, Gubernur Jambi, Al Haris, menyambut baik aksi dari mahasiswa. Dia mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa, untuk mengkritisi pemerintah.
“Bagus, kita butuh kritikan. Agar kita tahu, apakah yang kita lakukan sudah benar sesuai keinginan masyarakat atau tidak. Untuk program 100 hari, kami tidak melakukan itu. Kita tidak mau terikat dengan program 100 hari, kita hanya fokus menyelesaikan persoalan di daerah yang mendesak,” terangnya.
Terkait dengan persoalan mobil dinas, Al Haris, juga mengatakan memang diatur dalam Undang-undang. Kemudian masalah sampah di Sungaipenuh, juga akan dibuat tempat pembuangan sampah regional berama Kabupaten Kerinci.
“Untuk masalah banjir, kita juga sudah turunkan tim untuk mencari solusi salah satunya normalisasi sungai,” terang Al Haris.
Usai Gubernur dan Walikota menemui mahasiswa, akhirnya massa mengurai dan membuka akses jalan.(Idp)
Kajati Jambi Sidak Proyek Jalan Tol Tempino – Bayung Lincir
Jambi-Seminggu pasca penandatangan entry meeting Proyek Startegis Nasional, Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Jambi Elan Suherlan bersama Ketua Tim PPS Kejati...
Read more
Discussion about this post