Haluannews Ekonomi – Industri fintech peer to peer (P2P) lending di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan signifikan. Data terbaru per Agustus 2025 mencatat total outstanding pinjaman mencapai Rp82,94 triliun, melonjak 25,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Seiring dengan peningkatan ini, jumlah rekening peminjam juga ikut terkerek naik 27,4% menjadi 25,46 juta akun.

Related Post
Meskipun jumlah rekening peminjam laki-laki lebih banyak, yakni 12,89 juta (50,7%), dibandingkan perempuan yang mencapai 12,56 juta (49,3%), fakta menarik terungkap. Nilai outstanding pembiayaan perempuan justru jauh lebih tinggi, mencapai Rp45,38 triliun, sementara laki-laki hanya Rp37,56 triliun. Pertumbuhan outstanding perempuan juga lebih pesat, yaitu 26% year-on-year (yoy), dibandingkan laki-laki yang tumbuh 24,5% yoy.

Menariknya, rasio kredit macet (TWP 90) pada peminjam perempuan lebih rendah, yaitu 1,9%, dibandingkan laki-laki yang mencapai 2,1%. Namun, pertumbuhan nilai TWP 90 perempuan justru lebih tinggi, yaitu 42,5% yoy. Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun perempuan lebih disiplin dalam membayar pinjaman, potensi risiko gagal bayar pada kelompok ini juga perlu diwaspadai.
Dari segi usia, generasi milenial dan Gen Z (19-34 tahun) mendominasi sebagai pengguna pinjol terbanyak, dengan jumlah 15,18 juta akun dan total outstanding pinjaman mencapai Rp41,07 triliun. Kelompok usia 35-54 tahun menempati posisi kedua dengan 9,16 juta akun dan outstanding Rp37,8 triliun.
Data ini memberikan gambaran komprehensif mengenai dinamika industri pinjol di Indonesia. Meskipun laki-laki lebih banyak menggunakan layanan ini, perempuan cenderung memiliki nilai pinjaman lebih besar dan pertumbuhan yang lebih cepat. Namun, risiko gagal bayar tetap menjadi perhatian, terutama dengan pertumbuhan TWP 90 yang signifikan pada kelompok perempuan.
Editor: Rohman










Tinggalkan komentar