Haluannews Ekonomi – Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) beberapa hari terakhir mencatatkan penguatan signifikan, menarik perhatian para analis yang ramai-ramai memberikan rekomendasi beli. Hal ini tak lepas dari kinerja keuangan emiten batu bara milik Grup Bakrie tersebut yang masih dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditas utama mereka.

Related Post
Investment Analyst Edvisor Provina Visindo, Indy Naila, menjelaskan bahwa pergerakan harga batu bara sangat dipengaruhi oleh permintaan dari China dan India yang masih tergolong moderat. Faktor makroekonomi global dan potensi perang dagang akibat kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS) juga turut berperan. "Namun, BUMI mampu mempertahankan pertumbuhan operating income margin yang baik di kuartal I-2025, meskipun terjadi penyesuaian average selling price (ASP) yang berdampak pada penurunan net income. Regulasi terkait tarif royalti juga menjadi sentimen penting; penurunan tarif akan meringankan beban operasional dan meningkatkan profitabilitas," ujar Indy kepada Haluannews.id, Rabu (7/5/2025).

Indy menambahkan, prospek BUMI tetap cerah berkat peningkatan target produksi batu bara, efisiensi operasional, dan diversifikasi yang baik. Penting bagi BUMI untuk terus memantau permintaan global, terutama dari China dan India, agar penjualan ekspor dapat meningkatkan margin keuntungan. Restrukturisasi utang juga dinilai positif karena dapat meningkatkan margin profitabilitas dan mengurangi risiko likuiditas. Ia merekomendasikan strategi trading buy dengan target harga Rp 125-130 per saham. "BUMI berpotensi mencapai benchmark baru dengan pemantauan harga batu bara, ASP, manajemen utang yang baik, dan penyesuaian regulasi pemerintah," tambahnya.
Senada dengan Indy, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menyatakan bahwa komitmen BUMI untuk meningkatkan produksi batu bara, di tengah harga batu bara yang sedikit di atas lower base, berpotensi meningkatkan ASP. "Tantangannya adalah perlambatan ekonomi Tiongkok dan India yang merupakan pasar utama ekspor batu bara, termasuk BUMI. Sentimen perang dagang dan kebijakan AS juga perlu diperhatikan," jelas Nafan.
Nafan merekomendasikan akumulasi beli saham BUMI di level Rp 93-99 per saham, dengan target harga Rp 110 – Rp 176 per saham. "BUMI berpotensi naik setelah menembus garis tren turun, didukung sinyal positif dari indikator Stochastics K_D dan RSI," tutup Nafan.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar