Haluan News, WASHINGTON – Calon Presiden dari Partai Demokrat Joe Biden semakin dekat dengan kemenangan dalam pemilihan presiden Amerika Serikat 2020, sesuai dengan hasil penghitungan suara yang dilakukan pada hari Kamis sebagaimana disampaikan pejabat pemilihan saat menghitung suara di beberapa negara bagian yang akan menentukan hasil pemilu presiden Amerika Serikat, akan tetapi hasil tersebut di protes oleh pengunjuk rasa yang turun ke jalan.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump tanpa bukti telah menuduh telah terjadi kecurangan, ia mengajukan tuntutan hukum dan menyerukan penghitungan suara ulang atas hasil penghitungan suara yang belum ditetapkan, setelah dua hari pemungutan suara ditutup.
Penghitungan suara akan berakhir di lima negara bagian. Hasil penghitunga sementara Biden unggul tipis di Nevada dan Arizona, sementara Trump unggul tipis di negara bagian yang harus dimenangkan yakni Pennsylvania dan Georgia ketika suara yang masuk dan tidak hadir dihitung. Presiden asal Partai Republik itu berpegang teguh pada hasil keunggulan tipis di North Carolina.
Trump harus memenangkan di negara bagian di mana dia masih unggul dan ditambah Arizona atau Nevada untuk menang dan menghindari menjadi presiden AS petahana pertama yang kalah dalam pemilihan ulang sejak rekan Republik George H.W. Bush pada tahun 1992.
Berdasarkan Edison Research Biden mendapat keunggulan 243 berbanding 213 dalam pemilihan Electoral College, yang sebagian besar didasarkan pada populasi negara bagian. Jaringan lain mengatakan Biden telah memenangkan Wisconsin, yang akan memberinya 10 suara lagi. Untuk menang, seorang calon membutuhkan 270 suara Electoral College.
Jika hasil Penghitungan suara di gugat kepengadilan, maka Presiden Amerika berikutnya akan dilantik pada 20 Januari 2021.
Dengan meningkatnya ketegangan atas hasil pemilihan presiden Amerika Serikat tersebut, sekitar 200 pendukung Trump dengan bersenjatakan senapan dan pistol, berkumpul di luar kantor pemilihan di Phoenix, Arizona, pada hari Rabu setelah adanya desas-desus yang tidak berdasar bahwa suara tidak dihitung.
Di Detroit, pejabat memblokir sekitar 30 orang, sebagian besar dari Partai Republik, dimana mereka berusaha memasuki fasilitas penghitungan suara di tengah klaim yang tidak berdasar bahwa penghitungan suara di Michigan adalah curang.
Sementara Pengunjuk rasa anti-Trump di kota lain menuntut penghitungan suara dilanjutkan. Polisi telah menangkap 11 orang dan menyita senjata di Portland, Oregon setelah adanya laporan kerusuhan, penangkapan juga dilakukan di New York, Denver dan Minneapolis. Lebih dari 100 acara direncanakan di seluruh negeri antara Rabu dan Sabtu.
Pada Kamis pagi, Biden yang mendapatkan 3,6 juta suara lebih banyak daripada Trump secara nasional, tetapi beda tipis di beberapa negara bagian. Di Wisconsin, Biden unggul dari Trump sekitar 21.000 suara dari 3,3 juta suara. Di Georgia, Trump unggul sekitar 19.000 suara dari hampir 5 juta suara.
Joe Biden 77 Tahun, pada hari Rabu meramalkan kemenangan akan kemenangannya dan meluncurkan situs web untuk memulai transisi ke Gedung Putih yang dikendalikan Partai Demokrat.
Sedangkan Trump, 74 tahun telah lama berusaha merusak kredibilitas proses pemungutan suara jika dia kalah. Dimana Sejak Hari Pemilu Selasa, dia telah secara keliru menyatakan kemenangan, menuduh tanpa bukti kalau partai Demokrat telah melakukan kecurangan hasil pemilu, dan bersumpah untuk melawan hasil tersebut disetiap negara bagian ke pengadilan.
Pakar pemilu AS mengatakan kecurangan jarang terjadi. Kampanye Trump menyerukan penghitungan ulang di Wisconsin, dimana iya kalah tipis di sana serta mengajukan tuntutan hukum di Michigan dan Pennsylvania untuk menghentikan penghitungan suara. Sekretaris Negara Michigan Jocelyn Benson, yang bertanggung jawab atas hasil pemilihan umum, menyebut gugatan tim Trump “sembrono”.
Kampanye Trump yang mengajukan gugatan di Georgia untuk mewajibkan Chatham County, yang mencakup kota Savannah, memisahkan dan mengamankan surat suara yang datang terlambat untuk memastikannya tidak dihitung.
Ia juga meminta Mahkamah Agung AS untuk mengizinkan dirinya mengajukan gugatan yang tertunda yang diajukan oleh Partai Republik di Pennsylvania, apakah negara bagian itu diizinkan untuk menerima surat suara yang datang terlambat. Manuver merupakan upaya yang luas untuk mempertanyakan hasil sebelum penghitungan selesai. “Mereka menemukan suara Biden di semua tempat – di Pennsylvania, Wisconsin, dan Michigan. Dalam postingannya di twiter trump mengatakan “Sangat buruk bagi Negara kita! ”. sementara Biden mengatakan setiap suara harus dihitung. “Tidak ada yang akan mengambil demokrasi kita dari kita, tidak sekarang, tidak selamanya,” katanya pada hari Rabu.
Jika menang, Biden akan menghadapi tantangan yang sulit untuk memerintah, dimana Partai Republik tetap mengendalikan Senat AS, yang dapat mereka gunakan untuk memblokir sebagian besar agenda legislatifnya, diantaranya termasuk tentang perluasan perawatan kesehatan dan memerangi perubahan iklim.
Indeks saham berjangka AS melonjak pada hari Kamis karena investor bertaruh bahwa potensi kemacetan di Washington dapat mengurangi kemungkinan perubahan kebijakan besar, meskipun kekhawatiran tetap tentang hasil pemilihan yang dipermalasahkan.
Di tengah Pemilu yang kontroversial yang terjadi di tengah pandemi virus korona, yang telah menewaskan lebih dari 233.000 orang di Amerika Serikat dan menyebabkan jutaan lainnya menganggur. Negara itu juga bergulat dengan kerusuhan yang terjadi berbulan-bulan protes atas rasisme dan kebrutalan dilakukan polisi.
Menurut penghitungan Reuters Kasus Corona di Amerika Serikat memecahkan rekor, dimana dalam satu hari kasus virus korona baru pada hari Rabu mencapai 102.591 kasus baru.
Ke khawatiran muncul dari para pendukung kedua kandidat dengan mengungkapkan kemarahan, frustrasi dan ketakutan tentang kapan pemilu akan diberakhir.
Pada tahaun 2016 Trump mengalahkan kandidat dari Partai Demokrat Hillary Clinton setelah memenangkan di beberapa negara bagian yang menjadi pusat pertempuran penting meskipun ia memperoleh sekitar 3 juta lebih banyak suara secara nasional.
Calon Presiden dari Partai Republik hanya sekali memenangkan suara yakni pada tahun 1980-an, walaupun mereka telah memenangkan tiga dari tujuh pemilihan presiden selama periode itu karena sistem Electoral College.
Sumber : Reuters
Discussion about this post