Haluannews Ekonomi – Direktur Utama PT Astrindo Nusantara Infrastruktur (BIPI), Ray Gerungan, tetap optimistis terhadap prospek bisnis batu bara hingga 2025, meskipun ekonomi global tengah bergejolak. Strategi BIPI untuk mengamankan pasar ekspor, yang masih menjadi tulang punggung penjualan, adalah dengan mengandalkan kontrak jangka panjang ke sejumlah negara dengan permintaan stabil, seperti Vietnam, Jepang, dan Taiwan. Namun, BIPI tak hanya bergantung pada komoditas hitam tersebut.

Related Post
Perusahaan tambang ini tengah agresif melakukan ekspansi ke sektor transisi energi. Targetnya? Membangun pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa), mengelola mini plant gas alam cair (LNG), dan mengembangkan proyek-proyek energi terbarukan (EBT). Langkah diversifikasi ini menunjukkan kesiapan BIPI menghadapi perubahan lanskap energi global dan meminimalisir ketergantungan pada fluktuasi harga batu bara.

Dalam wawancara eksklusif di program Squawk Box Haluannews.id (Kamis, 12/06/2025), Ray Gerungan memaparkan secara detail rencana ekspansi BIPI. Ia menjelaskan bagaimana perusahaan berencana menyeimbangkan bisnis inti batu bara dengan investasi di sektor hijau yang diyakini memiliki potensi pertumbuhan tinggi di masa mendatang. Hal ini menunjukkan strategi bisnis BIPI yang cermat dan adaptif terhadap tren global. Dengan langkah-langkah strategis ini, BIPI berharap dapat menjaga kinerja keuangannya tetap kuat dan berkelanjutan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Editor: Rohman










Tinggalkan komentar