Haluannews Ekonomi – Investasi saham, dulu hingga kini, selalu menarik minat banyak orang. Siapa sangka, seorang Asisten Rumah Tangga (ART) di abad ke-17 pun turut serta dalam euforia investasi saham perdana perusahaan raksasa, VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie). Kisah unik ini terungkap dalam buku "The World’s First Stock Exchange" (2011) karya Lodewijk Petram.

Related Post
Sejarah mencatat, pada Agustus 1602, VOC melakukan Initial Public Offering (IPO) pertama di dunia. Penjualan saham ini sukses besar, menarik minat 1.143 investor di Bursa Efek Amsterdam. Keberhasilan VOC berkat penguasaan perdagangan rempah-rempah yang sangat diminati di Eropa kala itu. Yang menarik, tak hanya para bangsawan dan pejabat kaya yang berinvestasi, seorang ART bernama Neeltgen Cornelis juga ikut serta.

Inspirasinya datang dari majikannya, Dirck van Os, seorang direktur VOC. Melihat kesibukan di rumah majikannya yang dipenuhi investor, Neeltgen tergerak untuk ikut berinvestasi. Namun, gajinya yang kurang dari 50 sen sehari membuatnya ragu. Hingga akhirnya, di penghujung Agustus, ia memutuskan untuk menabung dan menginvestasikan 100 gulden – tabungan hasil kerja kerasnya – ke VOC.
Meskipun jumlah investasinya kecil dibandingkan investor lain yang mencapai puluhan ribu gulden, nama Neeltgen tercatat sebagai pemegang saham VOC. Sayangnya, Neeltgen menjual seluruh sahamnya pada Oktober 1603. Keputusan ini membuatnya kehilangan potensi keuntungan besar, mengingat VOC kemudian menjadi perusahaan terbesar di dunia dan terus memberikan dividen berupa rempah-rempah. Meskipun sempat untung, ia melewatkan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan berlipat ganda.
Kisah Neeltgen Cornelis menjadi bukti bahwa investasi saham terbuka bagi siapa saja, tak memandang latar belakang ekonomi. Namun, kisah ini juga mengingatkan pentingnya riset dan strategi investasi jangka panjang untuk memaksimalkan keuntungan.
Editor: Rohman
Tinggalkan komentar