JAMBI – Musim kemarau disertai dengan fenomena Elnino masih berlangsung di Provinsi Jambi. Kondisi ini tentu berdampak kepada sektor sejumlah sektor, diantranya adalah pertnian dan perikanan.
Pasalnya, kemarau sudah pasti mengakibatkan berkurangkan debit air yang akan berpengaruh terhadap pembudidayaan ikan.
Ada tiga jenis ikan yang menjadi unggulan di Provinsi Jambi, patin, nila, dan lele. Pada tahun 2022 lalu, jumlah produksi ikan secara keseluruhan sebanyak 49.660 ton.
Target produksi di tahun 2023 ini sebanyak 50.000 ton.
Pada semester I tahun 2023, produksi ikan di Provinsi Jambi mencapai sekitar 24.495 ton. Dimana, produksi ika patin sebanyak 11.000 ton, nila sebanyak 9.500 ton, dan lele sebanyak 3.564 ton, selebihnya gurame.
Di Provinsi Jambi juga ada Kampung Perikanan Budidaya, yang terletak di Muarojambi, Batanghari, Tanjab Timur, dan Merangin.
Untuk mengurangi dampak kekeringan ini, pihak Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jambi, sudah memberikan pelatihan kepada petani.
Pelatihan itu diharapkan agar tidak mengakibatkan kerugian akibat ikan yang mati dan gagal panen.
DKP Provinsi Jambi menyarankan kepada petani, agar mengurangi padat tebar benih di kolam atau keramba. Tujuannya agar kolam atau keramba itu memiliki ruang untuk suplai oksigen yang cukup.
“Kalau biasanya menebar benih sampai 4.000 ekor, bisa dikurangi menjadi 3.000. Ini di musim kemarau saja. Kalau sudah musim hujan, tidak masalah dengan jumlah yang normal,” kata Kepala Bidang Perikanan Budidaya dan Pengembangan Teknologi Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jambi, Ahmad Fadlan.
Kemudian jika air di dalam kolam sudah dirasakan surut, petani disarankan untuk membuat blower untuk sirkulasi oksigen. Manajemen pakan ikan yang baik, juga harus diterapkan, sehingga teratur dan terukur. Ini untuk menghindari penumpukan sisa pakan dan amoniak yang akan mempengaruhi kualitas air.
“Secara umum kami juga anjurkan kepada pembudidaya, untuk memberikan vitamin dan suplemen ikan sesuai kebutuhan,” ujarnya.
Teknik ini, berlaku untuk budidaya ikan seperti patin dan bila. Sementara untuk lele, kata Fadlan, perawatannya tidak serumit nila dan patin tersebut. Karena lele bisa hidup di kolam terpal atau bioplok.
“Kita juga lakukan monitoring pencegahan dan pengendalian penyakit ikan berupa bakteri dan parasit. Budidaya ikan, juga perlu menyediakan reservoir (kolam penampungan air) utk persedian air,” katanya. (kia)
Discussion about this post